Selasa, 08 Maret 2016





MAKALAH TEKNOLOGI PENGELOLAAN HAMA
(DINAMIKA POPULASI HAMA)















PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2016












BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari pengetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan pertumbuhan populasi.
Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari pertumbuhan meledak ataupun punah.
Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Dinamika Populasi hama (DP) adalah naik turunnya jumlah serangga dalam suatu populasi. Penyebab naik turunnya jumlah populasi serangga dipengaruhi oleh Natalitas (kelahiran), Mortalitas (kematian), dan imigrasi (perpindahan).

B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika populasi
Faktor dalam 
Faktor dalam yang mempengaruhi perkembangan hama tanaman antara lain : 
1. Kemampuan berkembang biak 
Tinggi rendahnya kemampuan berkembang biak dipengaruhi oleh kecepatan berkembang biak dan perbandingan kelamin. Semakin tinggi kemampuan berkembang biaknya maka hama tersebut semakin cepat berkembang biak. Kecepatan berkembang biak dipengaruhi oleh keperidian dan jangka waktu perkembangan. Keperidian adalah besarnya kemampuan jenis hama untuk melahirkan keturunan baru. Sedangkan jangka waktu perkembangan adalah waktu yang dibutuhkan untuk berkembang sejak telur dikeluarkan sampai masak kelamin. Perbandingan kelamin yang dimiliki hama umumnya 1:1 namun pada keadaan tertentu perbandingan tersebut dapat berubah. Misalnya pada keadaan jumlah makanan banyak tersedia perbandingan antara jantan dan betina menjadi 1:3 sedangkan pada keadaan jumlah makanan sedikit jumlah jantan dapat mencapai 90% sehingga populasi berikutnya menurun. 

2. Sifat mempertahankan diri 
Hama tanaman mempunyai alat dan kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap gangguan organisme lain di sekitarnya. Misalnya ulat kantong membuat kantong sebagai tempat tinggal. Bila diganngu, ia akan segera menutup pintu kantong dan sembunyi di dalamnya. Walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb.) mengeluarkan bau kurang sedap. Ulat api (darna trima Mr.,) memiliki bulu beracun sehingga bila terkena kulit akan terasa panas. Wereng hijau (Nephotettix spp.) berwarna hijau mirip daun padi. 

3. Umur imago 
Umur imago mempengaruhi peningkatan populasi hama. Semakin lama umur betina, semakin banyak pula kesempatan untuk bertelur.

Faktor luar 
Faktor luar adalah keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi kahidupan hama tanaman. Populasi hama sifatnya dinamis. Jumlah tersebut bisa naik, bisa turun atau tetap seimbang tergantung keadaan lingkungan. Bila kondisi lingkungan cocok populasi hama berkembang pesat. 
1. Iklim 
Unsur iklim yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan hama adalah : 
a. Suhu 
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi suhu tubuh serangga dimana setiap serangga memiliki kisaran suhu tertentu. Apabila serangga berada di luar suhu ideal serangga akan mati dan apabila mendekati titik maksimum atau minimum serangga tersebut akan tidur. Sedangkan apabila serangga berada pada suhu efektif maka serangga akan mampu beraktivitas secara maksimal. Umunya suhu optimal serangga adalah 26oC, suhu minimumnya adalah 15oC dan suhu maksimumnya antara 38oC-45oC. 

b. Kelembaban 
Kelembaban akan mempengaruhi perkembangan biakan dan aktivitas hidupnya. Misalnya hama gudang baru bisa menyerang apabila kadar air beras atau jagung di atas 14%. 
c. Curah hujan 
Curah hujan yang tinggi dapat rnempengaruhi perkembangan populasi serangga secara langsung yaitu dengan pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan terutama untuk serangga-serangga berukuran kecil dan mempengaruhi secara tidak langsung yaitu dengan mernbuat kondisi yang baik bagi perkernbangan penyakit yang dapat menjadikan serangga sakit hingga mengalarni kernatian, 
d. Cahaya 
Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya, sehingga terdapat serangga yang aktif pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya matahari dapat mempengarui aktifitas dan penyebarannya. Habitat serangga dewasa (imago) dan serangga pradewasa (larva dan pupa) ada yang sama dan ada yang berbeda. Pada Ordo Lepidoptera, larva aktif makan dan biasanya menjadi hama, sedangkan serangga dewasanya hanya menghisap nektar atau madu bunga. Pada Ordo Coleoptera, umumnya larva dan imago aktif makan dengan habitat yang sama, sehingga keduanya menjadi hama. Cahaya mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan, perkembangannya dan daya tahan kehidupan serangga baik secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya membantu untuk mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap jenis serangga membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda untuk aktifitasnya. Berdasarkan pernyataan diatas serangga dapat digolongkan : 
a. Serangga diurnal merupakan serangga yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi, sehingga aktif pada siang hari, sementara dimalam hari tidur. 
b. Serangga nokturnal merupakan kebalikan dari perilaku diurnal, yaitu serangga yang membutuhkan intensitas cahaya rendah, sehingga aktif pada malam hari, sementara disiang hari tidur. 
c. Serangga krepskular adalah serangga yang membutuhkan intensitas cahaya sedang atau saat remang-remang selama peralihan hari yakni waktu senja dan fajar. Serangga ini juga aktif pada malam terang bulan 

e. Angin 
Angin akan berpengaruh terhadap proses penyebaran hama. Pergerakan udara merupakan salah satu faktor yang penting dalam penyebaran serangga. Arah dari penyebaran serangga terkadang mengikuti arah angin. Angin berpengaruh terhadap perkembangan hama, terutama dalam proses penyebaran hama tanaman. Misalnya kutu daun dapat terbang terbawa angin sejauh 1.300 km, seperti penyebaran kutu loncat (Heteropsylla cubana). Seperti pada tahun 1986, kutu loncat lamtoro mengalami ledakan (Outbreak atau Explosive) pada daerah yang luas dalam waktu relatif singkat. Belalang kayu (Valanga nigricornis Zehntneri Krauss), bila terdapat angin dapat terbang sejauh 3-4 km. Selain mendukung penyebaran hama, angin kencang dapat menghambat kupu-kupu untuk bertelur, bahkan dapat mematikannya.

2. Tanah 
Struktur dan kelembaban tanah berpengaruh besar terhadap kehidupan tanah. Tanah berstruktur gembur, dengan kandungan bahan organik tinggi, dan kelembaban yang cukup dapat mendukung perkembangan hama yang seluruh atau sebagian hidupnya di dalam tanah. Misalnya lalat buah untuk meletakkan kepompong, kumbang badak yang hidup di dalam tanah. 

3. Tanaman inang 
Tanaman inang adalah tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal organisme hama. Makanan merupakan faktor lainnya yang sangat menentukan perkembangan populasi serangga hama. Faktor kualitas dan kuantitas makanan akan memberikan pengaruh pada tinggi rendahnya perkernbangan populasi. Makanan merupakan sumber gizi yang dipergunakan oleh serangga untuk hidup dan berkembang biak. Jika makanan tersedia dengan kualitas yang sesuai, maka populasinya akan cepat meningkat. Sebaliknya, jika makan kurang, maka populasinya akan menurun. Pengaruh jenis makanan, kandungan air dalam makanan dan besarnya butiran material juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu jenis serangga. Dalam hubungannya dengan makanan, masing-masing jenis serangga memiliki kisaran inang yang berbeda yaitu Monofag (hidup dan makan hanya pada satu atau beberapa spesies dalam satu famili tertentu), Polifag (hidup dan makan pada berbagai spesies pada berbagai famili), dan Oligofag (hidup dan makan pada berapa spesies dalam satu famili).



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dinamika Populasi hama (DP) adalah naik turunnya jumlah serangga dalam suatu populasi. Penyebab naik turunnya jumlah populasi serangga dipengaruhi oleh Natalitas (kelahiran), Mortalitas (kematian), dan imigrasi (perpindahan). Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika populasi  adalah Faktor dalam yang meliputi Kemampuan berkembang biak, sifat mempertahankan diri, umur imago dan Faktor luar yang meliputi Iklim (suhu, kelembaban, curah hujan, cahaya, angin) dan tanah serta tanaman inang 




2 komentar:

  1. Videoslots.net Videoslots.net - Youtube
    Videoslots.net is a best youtube to mp3 converter online website that is powered by HTML5 technology. Play Videoslots.net for free on your mobile or PC.

    BalasHapus
  2. Caesars Casino & Hotel Maryland - JMTH Hub
    Located in 동해 출장안마 the entertainment 제주 출장안마 district, this 경산 출장마사지 smoke-free casino hotel and spa is connected to the Baltimore-Maryland International Airport, as well as 동해 출장안마 from the 경상남도 출장안마 Mohegan Sun

    BalasHapus