MAKALAH
TEKNOLOGI PENGELOLAAN HAMA
(DINAMIKA POPULASI HAMA)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN”
YOGYAKARTA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengetahuan tentang
populasi sebagai bagian dari pengetahuan ekologi telah berkembang menjadi
semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan
yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak
mengembangkan kaidah-kaidah matematika terutama dalam pembahasan kepadatan dan
pertumbuhan populasi.
Pengembangan kaidah-kaidah
matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan
populasi organisme di masa yang akan datang. Penggunaan kaidah matematika itu
tidak hanya memperhatikan pertumbuhan populasi dari satu sisi yaitu jenis
organisme yang di pelajari, tetapi juga memperhatikan adanya pengaruh dari
faktor-faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengetahuan tentang
dinamika populasi menyadarkan orang untuk mengendalikan populasi dari
pertumbuhan meledak ataupun punah.
Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.
Populasi juga mempunyai sejarah hidup dalam arti mereka tumbuh, mendadakan pembedaan dan memelihara diri seperti yang di lakukan organisme. Di samping itu populasi juga mempunyai organisasi dan struktur yang dapat dilukiskan. Tetapi ada kalanya dalam praktek sehari-hari, pengertian populasi itu dinyatakan dalam pengertian heterospesies dan polispesies.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Dinamika
Populasi hama (DP) adalah naik turunnya jumlah serangga dalam suatu populasi.
Penyebab naik turunnya jumlah populasi serangga dipengaruhi oleh Natalitas
(kelahiran), Mortalitas (kematian), dan imigrasi (perpindahan).
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika
populasi
Faktor
dalam
Faktor
dalam yang mempengaruhi perkembangan hama tanaman antara lain :
1.
Kemampuan berkembang biak
Tinggi rendahnya kemampuan
berkembang biak dipengaruhi oleh kecepatan berkembang biak dan perbandingan
kelamin. Semakin tinggi kemampuan berkembang biaknya maka hama tersebut semakin
cepat berkembang biak. Kecepatan berkembang biak dipengaruhi oleh keperidian
dan jangka waktu perkembangan. Keperidian adalah besarnya kemampuan jenis hama
untuk melahirkan keturunan baru. Sedangkan jangka waktu perkembangan adalah
waktu yang dibutuhkan untuk berkembang sejak telur dikeluarkan sampai masak
kelamin. Perbandingan kelamin yang dimiliki hama umumnya 1:1 namun pada keadaan
tertentu perbandingan tersebut dapat berubah. Misalnya pada keadaan jumlah
makanan banyak tersedia perbandingan antara jantan dan betina menjadi 1:3
sedangkan pada keadaan jumlah makanan sedikit jumlah jantan dapat mencapai 90%
sehingga populasi berikutnya menurun.
2.
Sifat mempertahankan diri
Hama tanaman mempunyai alat
dan kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap gangguan organisme lain di
sekitarnya. Misalnya ulat kantong membuat kantong sebagai tempat tinggal. Bila
diganngu, ia akan segera menutup pintu kantong dan sembunyi di dalamnya. Walang
sangit (Leptocorixa acuta Thumb.) mengeluarkan bau kurang sedap. Ulat api
(darna trima Mr.,) memiliki bulu beracun sehingga bila terkena kulit akan
terasa panas. Wereng hijau (Nephotettix spp.) berwarna hijau mirip daun
padi.
3.
Umur imago
Umur imago mempengaruhi
peningkatan populasi hama. Semakin lama umur betina, semakin banyak pula
kesempatan untuk bertelur.
Faktor
luar
Faktor
luar adalah keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi kahidupan hama tanaman.
Populasi hama sifatnya dinamis. Jumlah tersebut bisa naik, bisa turun atau
tetap seimbang tergantung keadaan lingkungan. Bila kondisi lingkungan cocok
populasi hama berkembang pesat.
1.
Iklim
Unsur
iklim yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan hama adalah :
a.
Suhu
Suhu lingkungan sangat
mempengaruhi suhu tubuh serangga dimana setiap serangga memiliki kisaran suhu
tertentu. Apabila serangga berada di luar suhu ideal serangga akan mati dan
apabila mendekati titik maksimum atau minimum serangga tersebut akan tidur.
Sedangkan apabila serangga berada pada suhu efektif maka serangga akan mampu
beraktivitas secara maksimal. Umunya suhu optimal serangga adalah 26oC, suhu minimumnya
adalah 15oC dan suhu maksimumnya antara 38oC-45oC.
b.
Kelembaban
Kelembaban akan
mempengaruhi perkembangan biakan dan aktivitas hidupnya. Misalnya hama gudang
baru bisa menyerang apabila kadar air beras atau jagung di atas 14%.
c.
Curah hujan
Curah hujan yang tinggi
dapat rnempengaruhi perkembangan populasi serangga secara langsung yaitu dengan
pengaruh fisiknya akibat turunnya hujan terutama untuk serangga-serangga
berukuran kecil dan mempengaruhi secara tidak langsung yaitu dengan mernbuat
kondisi yang baik bagi perkernbangan penyakit yang dapat menjadikan serangga
sakit hingga mengalarni kernatian,
d.
Cahaya
Beberapa aktivitas serangga
dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya, sehingga terdapat serangga yang
aktif pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya matahari dapat mempengarui
aktifitas dan penyebarannya. Habitat serangga dewasa (imago) dan serangga
pradewasa (larva dan pupa) ada yang sama dan ada yang berbeda. Pada Ordo
Lepidoptera, larva aktif makan dan biasanya menjadi hama, sedangkan serangga
dewasanya hanya menghisap nektar atau madu bunga. Pada Ordo Coleoptera, umumnya
larva dan imago aktif makan dengan habitat yang sama, sehingga keduanya menjadi
hama. Cahaya mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan, perkembangannya dan
daya tahan kehidupan serangga baik secara langsung maupun tidak langsung.
Cahaya mempengaruhi aktifitas serangga, cahaya membantu untuk mendapatkan
makanan, tempat yang lebih sesuai. Setiap jenis serangga membutuhkan intensitas
cahaya yang berbeda untuk aktifitasnya. Berdasarkan pernyataan diatas serangga
dapat digolongkan :
a.
Serangga diurnal merupakan serangga yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi,
sehingga aktif pada siang hari, sementara dimalam hari tidur.
b.
Serangga nokturnal merupakan kebalikan dari perilaku diurnal, yaitu serangga
yang membutuhkan intensitas cahaya rendah, sehingga aktif pada malam hari,
sementara disiang hari tidur.
c.
Serangga krepskular adalah serangga yang membutuhkan intensitas cahaya sedang
atau saat remang-remang selama peralihan hari yakni waktu senja dan fajar.
Serangga ini juga aktif pada malam terang bulan
e.
Angin
Angin akan berpengaruh
terhadap proses penyebaran hama. Pergerakan udara merupakan salah satu faktor
yang penting dalam penyebaran serangga. Arah dari penyebaran serangga terkadang
mengikuti arah angin. Angin berpengaruh terhadap perkembangan hama, terutama
dalam proses penyebaran hama tanaman. Misalnya kutu daun dapat terbang terbawa
angin sejauh 1.300 km, seperti penyebaran kutu loncat (Heteropsylla cubana).
Seperti pada tahun 1986, kutu loncat lamtoro mengalami ledakan (Outbreak atau
Explosive) pada daerah yang luas dalam waktu relatif singkat. Belalang kayu
(Valanga nigricornis Zehntneri Krauss), bila terdapat angin dapat terbang
sejauh 3-4 km. Selain mendukung penyebaran hama, angin kencang dapat menghambat
kupu-kupu untuk bertelur, bahkan dapat mematikannya.
2.
Tanah
Struktur dan kelembaban
tanah berpengaruh besar terhadap kehidupan tanah. Tanah berstruktur gembur,
dengan kandungan bahan organik tinggi, dan kelembaban yang cukup dapat
mendukung perkembangan hama yang seluruh atau sebagian hidupnya di dalam tanah.
Misalnya lalat buah untuk meletakkan kepompong, kumbang badak yang hidup di dalam
tanah.
3.
Tanaman inang
Tanaman inang adalah
tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal organisme hama. Makanan
merupakan faktor lainnya yang sangat menentukan perkembangan populasi serangga
hama. Faktor kualitas dan kuantitas makanan akan memberikan pengaruh pada
tinggi rendahnya perkernbangan populasi. Makanan merupakan sumber gizi yang
dipergunakan oleh serangga untuk hidup dan berkembang biak. Jika makanan
tersedia dengan kualitas yang sesuai, maka populasinya akan cepat meningkat.
Sebaliknya, jika makan kurang, maka populasinya akan menurun. Pengaruh jenis
makanan, kandungan air dalam makanan dan besarnya butiran material juga
berpengaruh terhadap perkembangan suatu jenis serangga. Dalam hubungannya
dengan makanan, masing-masing jenis serangga memiliki kisaran inang yang
berbeda yaitu Monofag (hidup dan makan hanya pada satu atau beberapa spesies
dalam satu famili tertentu), Polifag (hidup dan makan pada berbagai spesies
pada berbagai famili), dan Oligofag (hidup dan makan pada berapa spesies dalam
satu famili).
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dinamika
Populasi hama (DP) adalah naik turunnya jumlah serangga dalam suatu populasi.
Penyebab naik turunnya jumlah populasi serangga dipengaruhi oleh Natalitas
(kelahiran), Mortalitas (kematian), dan imigrasi (perpindahan). Faktor-faktor
yang mempengaruhi dinamika populasi
adalah Faktor dalam yang meliputi
Kemampuan
berkembang biak, sifat mempertahankan diri, umur imago dan Faktor luar yang meliputi Iklim (suhu,
kelembaban, curah hujan, cahaya, angin) dan tanah serta tanaman
inang
Videoslots.net Videoslots.net - Youtube
BalasHapusVideoslots.net is a best youtube to mp3 converter online website that is powered by HTML5 technology. Play Videoslots.net for free on your mobile or PC.
Caesars Casino & Hotel Maryland - JMTH Hub
BalasHapusLocated in 동해 출장안마 the entertainment 제주 출장안마 district, this 경산 출장마사지 smoke-free casino hotel and spa is connected to the Baltimore-Maryland International Airport, as well as 동해 출장안마 from the 경상남도 출장안마 Mohegan Sun